MUSIK+ – Album sonic/panic Vol. 2 bukan hanya sekadar kumpulan lagu—melainkan sebuah gerakan lintas wilayah yang menyatukan suara untuk menyampaikan pesan mendesak: krisis iklim harus segera kita hadapi bersama.
Dengan menggandeng 15 musisi dari berbagai kota, dari Jakarta hingga Fakfak, album ini hadir sebagai jembatan untuk mengajak masyarakat terlibat dan lebih memahami dampak nyata perubahan iklim.
Pada konferensi pers di Biji World, Ubud, I Gede Robi Supriyanto dari Navicula, salah satu inisiator IKLIM, menyatakan bahwa album ini adalah upaya untuk menyentuh hati masyarakat melalui musik.
“Seni adalah media efektif untuk menyentuh perasaan. Kita perlu bicara tentang lingkungan. Jika kita tidak angkat suara, pemerintah pun tidak akan bertindak,” ujar Robi.
Cholil Mahmud dari Efek Rumah Kaca juga menyoroti pentingnya lokakarya di IKLIM Fest yang digelar sebelum proses album.
“Lokakarya ini memberikan kesempatan bagi musisi untuk memperkuat pemahaman tentang krisis iklim,” jelasnya.
Bob Gloriaus dari LAS! menambahkan bahwa kolaborasi ini telah membuka mata banyak pihak tentang kondisi hutan adat di Kalimantan Barat yang rusak akibat proyek industri.
Melibatkan Seniman untuk Meningkatkan Kesadaran
Album sonic/panic Vol. 2 tak hanya melibatkan musisi, tetapi juga seniman yang karyanya dipamerkan dalam pameran Titik Kritis.
Salah satu karya menyoroti isu ketahanan pangan yang terganggu akibat alih fungsi lahan menjadi pabrik.
Para seniman dan musisi yang tergabung dalam IKLIM mengingatkan bahwa perubahan iklim adalah isu yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk produksi pangan yang menjadi kebutuhan pokok kita.
Menggandeng Industri Musik dalam Praktik Ramah Lingkungan
IKLIM bersama Alarm Records, label rekaman ramah lingkungan pertama di Indonesia, merilis sonic/panic Vol. 2 dengan tujuan mengedukasi industri musik tentang praktik yang lebih berkelanjutan.
Para musisi yang berpartisipasi menyadari bahwa musik adalah media yang efektif untuk menjangkau banyak orang, serta memotivasi aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim.
Album ini kini dapat diakses di berbagai platform streaming digital. Selain musik, gerakan ini mendorong masyarakat untuk mengadopsi langkah-langkah praktis untuk menjaga keberlanjutan bumi dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui carbon offsetting, IKLIM Fest juga membagikan bibit pohon yang dapat ditanam oleh penonton, sebagai bentuk partisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan.
- Apa yang ingin disampaikan album sonic/panic Vol. 2?
Album ini membawa pesan mendesak tentang krisis iklim dan mengajak masyarakat untuk peduli serta bertindak demi bumi. - Siapa saja musisi yang berpartisipasi dalam album ini?
Album ini melibatkan 15 musisi dari berbagai daerah, termasuk Efek Rumah Kaca, Voice of Baceprot, LAS!, dan banyak lagi. - Bagaimana musik dapat membantu meningkatkan kesadaran lingkungan?
Musik adalah media yang efektif untuk menyentuh hati dan menyebarkan pesan kepada banyak orang, termasuk isu penting seperti krisis iklim. - Di mana saya bisa mendengarkan album ini?
Album sonic/panic Vol. 2 bisa dinikmati di berbagai platform streaming digital. - Apakah album ini didukung oleh inisiatif ramah lingkungan?
Ya, album ini dirilis oleh Alarm Records, label rekaman ramah lingkungan pertama di Indonesia, dan IKLIM juga membagikan bibit pohon sebagai upaya untuk menjaga lingkungan.