Musik+ – Usai mengalami konflik antar personil dan bahkan harus berakhir dengan bubar di tahun 2021, tiga musisi bergenre dream pop yang tergabung dalam group ensemble ‘SINGDAWA’ akhirnya memutuskan untuk Bersatu dan berkarya dengan merilis 2 single sekaligus yang berjudul “Kalla” dan “Galih”. ‘Reza’ (gitar, vokal), ‘Aldhan’ (kibord, vokal) dan ‘Nessa’ (sampler, vokal) mengaku sudah saling introspeksi dan menyadari kesalahan masing.
“Kami bahkan sudah saling memaafkan, menyadari kekurangan masing – masing dan sudah saling berpelukan dan bertangisan satu sama sebagai trio SINGDAWA yang harusnya Bersatu dan berkarya lagi”, sahut Nessa
Seperti single – single SINGDAWA sebelumnya, tema single teranyar mereka berikut ini masih berkisar pemikiran dan renungan bersifat kontemplasi seperti definisi di awal tulisan ini. Renungan disini juga bermakna sebuah pemikiran yang di diskusikan Bersama – sama mencari solusi di setiap permasalahan hidup yang mereka jalani.
Walaupun masih senafas, namun dua single kali ini jauh lebih unik. Karena SINGDAWA merilis sekaligus dua lagu sebagai karya terbaru mereka. Dua lagu yang bila kita simak bergantian, akan terasa koneksinya. Ada sebuah diskusi yang terjadi antara masing-masing lirik di dua lagu bertajuk Kalla dan Galih ini. Keduanya dipersonifikasikan bagai sepasang kembar, yang melakukan perenungan atas hidup masing-masing.
Terpapar jelas proses pemikirannya, dialogis, hingga menawarkan sebuah konklusi. Berangkat dari baris lirik di Kalla yang memunculkan layaknya hidup setiap manusia… problematika:
Kala bayang gelap menghampiri….
Membawaku pergi dan terus mendekat
Kepada sang Gamang….
Mereka berdialog, Galih pun mencoba menenangkan sambil menawarkan konklusi yang pastinya tak bersifat dogma:
Semua waktu kelam membuatku melagu….
Mungkin baik tuk menghilang….
Janganlah gelisah
Hidupmu kan tenang
Baik, ku kan menghilang….
Walau atmosfer puitis sangat kental di lirik kedua lagu tersebut, tapi maknanya begitu telanjang dan jujur. Bahwa kadang konklusi dari banyak problem, faktanya cenderung untuk berdamai, mengambil jalan tengah, tanpa keriuhan, dan legowo dengan menghilang. Percakapan dialogis dua lagu yang sebenarnya sering terjadi di benak pribadi satu orang.
Dalam bentuk perenungan dalam mencerna setiap hal dalam masalah yang dialami, berharap mampu menemukan titik solusinya. Begitulah kontemplasi.
Berat? Bisa jadi iya, bisa juga tidak karena begitulah realitas kita ketika menjalani hidup. Perwakilan dua sosok kembar Kalla dan Galih, selalu terjadi kok di pemikiran kita. Puitis, kontemplatif, begitu heavy… semua dibalut dalam musikalitas yang spacy khas dream pop. Dua lagu terpisah, namun diikat tema lirik dan warna musik di dua lagu tersebut. Seakan ingin ikut menyeret kita audiens-nya untuk turut terlibat di dialog dua karya hasil cipta Reza , Aldhan dan Nessa.
SINGDAWA dengan cerdas menghantui kita audiens tanpa harus merasa terganggu. Malah keasyikan terlarut dalamlagu-lagu ini.
“Kami akan berproses lewat rilisan-rilisan single sejak awal… Selalu berjudul nama-nama manusia dengan tema masing-masing. Hingga akhirnya terkumpul untuk siap dijadikan album perdana kami mendatang,” jelas Singdawa.
Sebagai musisi, para personil SINGDAWA dikenal juga sebagai session player dengan jadwal yang super Ketat, Aldhan di RAN, Reza bersama The Panturas dan Nessa selalu jadi langganan backing vokalnya Danilla, Namun komitmen lah yang mendudukkan mereka untuk tetap konsisten dan menyempatkan waktu untuk SINGDAWA . Yup, SINGDAWA pun akan terus berproses, dengan terus menikmati tiap momen dalam proses tersebut. Maka mari kita nikmati proses – proses tersebut lewat karya-karya SINGDAWA.