Musikplus – Perpustakaan Folger Shakespeare di Capitol Hill, penyimpan koleksi Shakespeare terbesar di dunia, sejak 21 Juni dibuka bagi publik untuk melihat 82 kopi edisi First Folio kumpulan karya Shakespeare. Karya yang dicetak 400 tahun silam, sebelumnya disimpan di ruang besi berpendingin perpustakaan itu.
Koleksi terbesar naskah Shakespeare di dunia terdapat di Perpustakaan Folger Shakespeare di Capitol Hill, Washington DC.
Mulai 21 Juni lalu, masyarakat umum dapat melihat 82 kopi First Folio, edisi cetak pertama dari koleksi naskah drama, puisi dan tulisan lain karya penulis Inggris itu. Buku tersebut dicetak 400 tahun silam.
Dr. Peggy O’Brien, Direktur Pendidikan di perpustakaan tersebut, mengatakan, “First Folio adalah buku yang dicetak pada tahun 1623, tujuh tahun setelah Shakespeare meninggal. Dua orang di grup dramanya memutuskan bahwa mereka harus mengumpulkan seluruh naskah dramanya, seluruhnya ada 36, dan mencetaknya dalam satu buku.”
O’Brien membantu memilah buku-buku tersebut dari tempat mereka di ruang besi berpendingin dan kemudian memamerkannya.
Ia mengatakan, tanpa First Folio tersebut, banyak di antara naskah drama William Shakespeare yang tidak dikenal oleh masyarakat, mulai dari Macbeth dan Julius Caesar, hingga The Taming of the Shrew.
Para pakar percaya ada 235 salinan otentik di berbagai penjuru dunia. Menurut O’Brien, Perpustakaan Folger Shakespeare menyimpan lebih dari sepertiganya.
Buku-buku yang tak ternilai harganya ini sebelumnya hanya dapat diakses oleh para peneliti akademik. Melalui pameran sekarang ini, perpustakaan ingin berbagi koleksi tersebut dengan masyarakat.
Eksibisi tersebut bukan sekadar pameran di balik kaca. Ada tempat di ruang pameran itu yang disebut The Print Shop, atau Bengkel Cetak. Di sana, pengunjung dapat mencoba mengatur jenis-jenis huruf cetak seperti yang dilakukan pada tahun 1623.
Ada pula instalasi ‘Shake Up Your Shakespeare’, yang memberi kesempatan bagi pengunjung untuk menggoda orang lain dengan menggunakan kalimat-kalimat yang ditulis Shakespeare.
Misalnya, “I will bite thee by the ear.” (Aku akan gigit telingamu)
O’Brien mengatakan, eksibisi tersebut diharapkan dapat memicu pertanyaan dan memulai perbincangan mengenai Shakespeare.
Kata O’Brien lagi, “Sebagian orang suka mengatakan, well, Shakespeare itu universal, secara universal ia hebat, ia terkait dengan semua orang. Well, ia mungkin terkait dengan semua orang, tetapi ia adalah lelaki kulit putih, yang lahir pada tahun 1564 … untuk Anda, ia seorang pahlawan atau ikon? Atau, apakah ia adalah judul sebuah buku yang tak pernah ingin Anda buka? Saya pikir banyak orang punya opini berbeda-beda mengenai Shakespeare.”
Pameran tersebut sekaligus menandai pembukaan kembali Perpustakaan Folger Shakespeare setelah menjalani renovasi selama empat tahun.