Jak Jazz Akan Bergulir Kembali Usai Bertahun-tahun Menghilang

Oleh : Irish Blackmore

MUSIK+ – Ajang festival musik Jakarta International Jazz Festival (Jak Jazz) kembali dari masa vakumnya, menandai dimulainya rangkaian acara pada tahun 2025

Digagas pertama kali oleh Ireng Maulana pada 1988, JakJazz kembali hadir sebagai ruang bagi para musisi dan penggemar lintas generasi untuk berkumpul.

Sejak awal, JakJazz dikenal sebagai ajang pertukaran musik jazz yang akrab dan terbuka, bahkan kerap disebut sebagai “bazaar jazz”.

Ciri khasnya meliputi panggung yang berpindah-pindah, kehadiran makanan khas Betawi, hingga kolaborasi dengan kesenian tradisional. JakJazz juga memiliki reputasi selalu menyajikan kejutan yang tidak terduga di atas panggung.

“JakJazz itu punya jiwa karena dari awal memang dibangun bukan sekadar event, tapi Ada rasa kebersamaan, keterbukaan, dan spontanitas,” ujar Tommy Maulana, Direktur JakJazz 2025, dalam jumpa pers di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 24 September.

“Kita bisa melihat musisi legendaris dan musisi muda tampil dalam satu panggung, kadang bahkan berjam session tanpa rencana. Itu yang membuat atmosfernya intim, hangat, dan sangat manusiawi,” lanjutnya.

Setelah lebih dari tiga dekade, JakJazz kini memulai babak baru. Tahun ini, festival tersebut memberi penghormatan khusus kepada perjalanan panjang musisi jazz Indonesia, dengan menghidupkan kembali karya-karya mereka.

Dengan mengusung semangat “Respecting the Legacy, Empowering the Youth”, JakJazz tidak hanya merayakan sejarahnya, tapi juga membuka ruang lebih luas bagi generasi muda untuk tumbuh dan berkolaborasi.

Sari W. Pramono selaku Ketua JakJazz 2025 menjelaskan, kembalinya festival ini bukan sekadar nostalgia.

“JakJazz kembali bukan hanya untuk bernostalgia, tapi untuk meneguhkan kembali posisinya sebagai ikon budaya Jakarta. Comeback ini adalah momentum untuk menghormati legacy sekaligus membuka ruang bagi generasi muda,” tegasnya.

Barry Likumahuwa, yang didapuk sebagai Direktur Musik, menekankan konsep JakJazz 2025 akan lebih relevan dengan audiens lintas generasi. Ia berencana menghadirkan pertunjukan unik yang dibuat khusus, yang tidak dapat ditemukan di festival lain.

“JakJazz kali ini akan mempertemukan musisi senior dengan talenta baru, menciptakan dialog lintas generasi,” ungkap Barry. “Dengan kolaborasi lintas genre, JakJazz akan tetap relevan bagi generasi hari ini dan esok.”

Kembalinya JakJazz juga bertujuan untuk membangun gerakan kolektif yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari musisi, media, pemerintah, hingga mitra strategis.

Jelang acara puncak, publik dapat menantikan berbagai program dan acara sampingan, seperti JakJazz Lab (lokakarya dan kelas kreatif), JakJazz City Beats (pop-up gigs dan jamming), JakJazz Collabs (kolaborasi lintas industri), JakJazz Stream, dan Jazz Parade & Appreciation Night.

“Setiap langkah kecil ini adalah milestone menuju 2026, di mana kami ingin menghadirkan kembali JakJazz dalam skala yang lebih segar dan relevan,” kata Sari.

“Kami percaya, kembalinya JakJazz akan menjadi ruang bersama untuk merayakan musik, kreativitas, dan kolaborasi,” pungkasnya./Ib.

+ Bagikan

Lainnya Dari Musikplus