Gistara Project: Menyuarakan Kejujuran Emosi Lewat Nada-Nada Pop dari Semarang

Oleh : Redaksi Musik+
Gistara Project

MUSIK+ Ada kalanya musik tak hanya soal nada, melainkan cerminan dari jiwa yang sedang berproses.

Dalam belantara industri musik Indonesia yang terus bergerak cepat, sebuah kelompok musik asal Semarang menampilkan dirinya secara sederhana namun berisi. Namanya Gistara Project.

Grup musik ini tidak hadir dengan gegap gempita. Mereka datang dengan tenang, membawa karya yang mengedepankan kejujuran rasa, dan memilih jalur yang tidak semua musisi mau tempuh: mengandalkan kekuatan cerita, bukan sekadar kemasan.

Gistara Project, sejak awal kemunculannya pada 31 Desember 2018, telah menunjukkan komitmen bahwa bermusik adalah bentuk pengabdian terhadap rasa, bukan sekadar hiburan belaka.

Mengusung genre pop, Gistara Project seolah ingin menekankan bahwa musik pop tak harus klise.

Mereka membuktikan bahwa pop bisa tetap ringan namun menyimpan kedalaman. Ini bisa dirasakan dalam dua single mereka yang dirilis pada awal 2025: “Barat”* dan “Seperti Yang Kau Mau” — dua karya yang pantas mendapat tempat dalam diskografi musik pop Indonesia masa kini.

Single “Barat” adalah potret rasa lelah, sebuah refleksi akan kerasnya hidup yang kerap tidak seindah ekspektasi.

Tapi menariknya, Gistara Project tidak menjerumuskan pendengar ke dalam kelam.

Mereka justru menawarkan pelukan, semacam pengakuan bahwa merasa lelah itu manusiawi.

Sementara “Seperti Yang Kau Mau” menyuarakan bentuk cinta yang rela berkorban.

Tentang seseorang yang menanggalkan dirinya sendiri demi kebahagiaan orang yang dicinta.

Sederhana, tapi justru di situlah letak kekuatannya. Seperti kata pepatah lama, yang jujur tak perlu ribut.

Formasi Gistara Project terdiri dari enam orang musisi yang cukup matang secara musikal:

  • Dhitya (vokal)
  • Imel (vokal)
  • Izul (keyboard)
  • Ricky (gitar)
  • Sang Saka (bass)
  • Bobby (drum)

Dalam banyak kesempatan manggung, termasuk acara gathering perusahaan, pentas seni sekolah, hingga event pernikahan dan perayaan tahun baru, mereka menunjukkan kelas tersendiri.

Bukan hanya piawai memainkan instrumen, Gistara Project tahu bagaimana membangun koneksi dengan penonton.

Tak jarang, penonton yang awalnya hanya duduk menikmati, akhirnya ikut tenggelam dalam arus suasana yang dibangun Gistara Project di panggung.

Konsistensi adalah Nafas Panjang Musik

Musik Indonesia butuh lebih banyak musisi seperti Gistara Project.

Mereka tidak terburu-buru menjadi sensasi.

Tidak mengejar algoritma. Mereka berjalan dengan tenang, mengandalkan konsistensi dan kejujuran sebagai identitas.

Portofolio mereka membuktikan jam terbang yang tidak bisa diremehkan.

Di balik dua single original ini, ada ratusan jam latihan, puluhan panggung yang mereka jalani, dan proses kreatif yang dijalani tanpa glamor.

Tapi justru dari sanalah lahir karya yang otentik.

Ada semacam ‘ruh’ yang lekat dalam setiap karya Gistara Project—sebuah karakter yang membuat pendengar merasa dekat.

Dan di dunia musik, karakter adalah harta yang mahal.

Ajakan untuk Terlibat

Gistara Project kini membuka diri lebih luas. Mereka siap hadir dalam berbagai event musik, program komunitas, hingga kolaborasi lintas disiplin.

Tak hanya sebagai band panggung, tetapi sebagai rekan kreatif yang memahami pentingnya suasana, emosi, dan nilai artistik.

💌 Untuk informasi lebih lanjut, pemesanan, atau kolaborasi:
📱 081-259-179-723
📧 gistaraproject@gmail.com
📸 Instagram: @gistara\_project

+ Bagikan

Lainnya Dari Musikplus